Palangkaraya – Komisi V DPR RI melakukan peninjauan sejumlah proyek infrastruktur yang dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di Provinsi Kalimantan Tengah, pada Senin, 14 April 2025. Salah satu proyek yang menjadi perhatian utama adalah proyek drainase utama pengendali banjir di Kota Palangkaraya.
Kunjungan ini dipimpin langsung oleh Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, didampingi oleh Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PU dan Kepala Balai Wilayah Sungai setempat. Dalam keterangannya, Lasarus mengungkapkan bahwa progres proyek saat ini baru mencapai sekitar 2 kilometer dari total target sepanjang 8 kilometer. Masih tersisa sekitar 5 kilometer lebih yang belum dikerjakan.
“Kalau saya lihat, konsep dan kegiatannya cukup bagus. Ini pola baru yang diambil oleh Kementerian PU dan saya mengapresiasi itu. Penataan kawasan juga menarik, lingkungan di sekitar bantaran kali ini masih cukup baik dan pemukimannya belum terlalu padat,” ujar Lasarus.
Ia menambahkan, jika proyek ini bisa diselesaikan secara menyeluruh, kawasan tersebut memiliki potensi besar menjadi destinasi kota di masa depan. Saat ini, di lokasi proyek telah dilengkapi jogging track di kiri-kanan saluran, jembatan penyeberangan, dan alur sungainya sudah terbungkus rapi dengan beton, sehingga memungkinkan warga untuk beraktivitas seperti bermain perahu.
Namun, Lasarus menekankan masih diperlukan dukungan penuh dari Pemerintah Kota Palangkaraya, khususnya dalam hal pembebasan lahan dan pembersihan kawasan sebelum pengerjaan proyek lanjutan. Ia memperkirakan proyek ini masih membutuhkan tambahan anggaran sekitar 20 miliar lebih.
“Komisi V DPR RI mendukung penuh. Ini salah satu hasil kunjungan kerja kami yang nanti akan kami tindaklanjuti bersama Kementerian PU. Jika proyek ini rampung, seribuan lebih hektar kawasan rawan banjir di Kota Palangkaraya bisa teratasi. Ini menyangkut kenyamanan, keselamatan, serta kebersihan lingkungan kota,” tegas Lasarus.
Selain untuk pengendalian banjir, proyek ini juga dinilai memiliki potensi tambahan. Dengan debit air yang stabil, kawasan ini bisa dikembangkan untuk budidaya ikan air tawar. Terlebih di ujung saluran terdapat Sungai Kahayan, salah satu sungai besar di Kalimantan Tengah yang melintasi Palangkaraya.
“Jadi selain destinasi wisata dan pengendali banjir, ini bisa juga mendukung ketahanan pangan lewat pengembangan perikanan air tawar,” tambahnya.
Lasarus berharap sinergi pemerintah pusat dan daerah terus terjalin, agar proyek strategis ini dapat berjalan optimal dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat Palangkaraya. (TRI)