Pasien Rujukan Meninggal di Jalan Rusak, Dinas Kesehatan Sintang Sulit Dikonfirmasi

oleh

SINTANG – Sebuah peristiwa memilukan terjadi di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Seorang pasien dari Puskesmas Jelimpau, Kecamatan Tempunak, meninggal dunia dalam perjalanan menuju RSUD Ade M. Djoen Sintang. Tragisnya, pasien tak mampu diselamatkan karena ambulans yang membawanya terjebak amblas di jalan tanah yang rusak parah dan berlumpur di kawasan Jalan Kupan Jaya, Dusun Bindang, Desa Kupan Jaya.

Peristiwa itu terekam dalam video berdurasi 2 menit 49 detik yang beredar di media sosial. Terlihat jelas ambulans dengan mesin menyala terhenti di tengah jalan rusak, tidak mampu melanjutkan perjalanan meski telah dikawal dan ditarik oleh mobil Hartop.

“Pasien sudah meninggal. Gak bisa berbuat apa-apa kita. Tiga sampai empat jam kita nyangkut di sini. Padahal sudah dikawal mobil Hartop,” ucap warga dalam video yang menggambarkan betapa sulitnya akses pelayanan kesehatan di pedalaman.

Dalam narasi video juga terdengar keluhan warga yang meminta perhatian pemerintah. “Pak Bupati, Pak Bala, Pak Ronny, tolong perhatikan kami di kampung. Jalannya parah, pasien tidak sampai,” ujar mereka penuh harap.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, pasien tersebut mengalami kondisi tidak sadarkan diri setelah ditemukan oleh keluarganya di hutan, diduga tertimpa pohon saat menebang. Ia dirujuk dari Puskesmas Jelimpau, namun nyawanya tak terselamatkan sebelum sampai ke rumah sakit.

Peristiwa ini menyisakan keprihatinan mendalam, tak hanya karena akses jalan yang rusak, tapi juga karena sulitnya mendapatkan keterangan resmi dari instansi yang berwenang. Saat wartawan mencoba mengonfirmasi kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Edi, ia menyatakan sedang bertugas ke luar daerah dan menyarankan konfirmasi ke Sekretaris Dinas.

Namun, Sekretaris Dinas Kesehatan juga menolak memberikan pernyataan, dengan alasan khawatir terjadi miskomunikasi dan sedang mengikuti rapat. Ia mengarahkan wartawan untuk menghubungi Kepala Puskesmas. Saat dikonfirmasi, Kepala Puskesmas pun tak bersedia memberikan keterangan, dengan alasan peristiwa tersebut sudah dilaporkan kepada atasannya.

Upaya lanjutan untuk memperoleh keterangan keesokan harinya kembali menemui jalan buntu. Kepala Dinas Kesehatan yang dihubungi menyatakan sedang berada dalam rapat.

Sulitnya memperoleh konfirmasi dari pihak Dinas Kesehatan ini menimbulkan pertanyaan publik tentang transparansi dan tanggung jawab lembaga pemerintah dalam menangani kasus yang menyangkut nyawa masyarakat.

Tragedi ini seharusnya menjadi alarm keras bagi pemerintah daerah untuk segera memperbaiki infrastruktur vital di wilayah pedalaman, dan meningkatkan kesiapsiagaan sistem rujukan medis agar tidak lagi jatuh korban sia-sia. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.